filsafat

Pragmatisme dalam Filsafat (W. James, C. Pierce, D. Dewey)

Pragmatisme dalam Filsafat (W. James, C. Pierce, D. Dewey)
Pragmatisme dalam Filsafat (W. James, C. Pierce, D. Dewey)
Anonim

Pragmatisme dalam filsafat muncul pada tahun 70-an abad XIX, ide-ide utama tren tersebut diungkapkan oleh Charles Pierce. Kaum pragmatis percaya bahwa mereka benar-benar mereformasi filsafat, mengabaikan prinsip-prinsip dasarnya dan memutuskan untuk menggunakan pendekatan mereka sendiri untuk pertimbangan kehidupan manusia. Ide dasar aliran adalah sikap praktis terhadap kehidupan setiap individu. Singkatnya, pragmatisme dalam filsafat menyarankan untuk tidak menghabiskan waktu untuk menyelesaikan masalah teoretis yang tidak ada hubungannya dengan kenyataan, tetapi hanya tertarik pada manusia, masalah yang mendesak, dan mempertimbangkan segala sesuatu dari sudut pandang keuntungan sendiri.

Image

Seperti disebutkan di atas, pendiri gerakan itu adalah Charles Pierce. Penting untuk dicatat bahwa ajaran filosofisnya tidak terbatas hanya pada pragmatisme dan pembenarannya. Pierce mengatakan bahwa berpikir diperlukan semata-mata untuk mengembangkan keyakinan yang berkelanjutan, yaitu kesediaan sadar untuk bertindak dalam satu atau lain cara dalam setiap kasus. Kognisi dalam filosofinya bukanlah transisi dari ketidaktahuan ke pengetahuan, tetapi gerakan dari keraguan ke keyakinan yang teguh. Pierce percaya bahwa kepercayaan itu benar jika suatu tindakan berdasarkan itu mengarah pada hasil praktis yang tepat. Yang disebut "prinsip Pierce" mendefinisikan seluruh pragmatisme dalam filsafat, seluruh esensi gagasan manusia terbatas pada hasil nyata (praktis) yang dapat diambil dari mereka. Juga dari ajaran Pierce ikuti tiga ide utama arah:

  • berpikir adalah pencapaian kepuasan psikologis subyektif;

  • kebenaran adalah apa yang memanifestasikan dirinya dalam bentuk hasil praktis;

  • hal-hal merupakan kombinasi dari konsekuensi praktis.

    Image

William James, pengikut gagasan Pierce, mengatakan bahwa setiap orang memiliki filosofi mereka sendiri. Kenyataannya beraneka segi, dan masing-masing individu memiliki caranya sendiri untuk memahaminya, dan kombinasi dari semua metode ini mengarah pada penciptaan gambaran dunia yang pluralistik. Kebenaran adalah apa yang, lebih dari apa pun, mendekati situasi kehidupan tertentu dan paling cocok dengan pengalaman setiap orang. Pragmatisme dalam filsafat James juga mengambil sebagai dasar persepsi kebenaran sebagai sesuatu yang memiliki perwujudan praktis. Kutipan terkenalnya: "Kebenaran adalah kartu kredit yang hanya valid dalam kondisi tertentu."

Image

Pragmatisme John Dewey menganggap filsafat Barat kontemporer sebagai ajaran dari seluruh arah yang memiliki dampak terbesar pada Amerika Serikat. Dewey mengaku menciptakan filosofi masyarakat demokratis. Dia mengembangkan teori penelitian ilmiah, tetapi pada saat yang sama, sains dalam pengajarannya hanya metode yang digunakan orang untuk mengambil tindakan paling optimal. Pengetahuan obyektif tentang dunia tidak mungkin. Kognisi adalah intervensi aktif dari subjek dalam proses penelitian, percobaan pada suatu objek. Berpikir digunakan untuk menyelesaikan situasi masalah. Realitas diciptakan dalam proses penelitian ilmiah. Berbagai produk masyarakat (hukum, ide) tidak mencerminkan kenyataan, tetapi berfungsi untuk memperoleh manfaat praktis dalam situasi tertentu.