alam

Apakah harimau jawa masih hidup? Lihat deskripsi

Daftar Isi:

Apakah harimau jawa masih hidup? Lihat deskripsi
Apakah harimau jawa masih hidup? Lihat deskripsi
Anonim

Harimau Jawa adalah salah satu subspesies dari predator bergaris besar yang tinggal di pulau Jawa. Ia dibedakan oleh ukuran dan berat tubuh yang relatif kecil. Subspesies ini dianggap punah, karena berada di ambang kepunahan pada pertengahan abad kedua puluh. Data terakhir tentang ketiga individu tersebut bertanggal 1979. Perkiraan waktu kepunahan subspesies adalah 1980.

Image

Jumlah individu yang sangat berbahaya - 25 harimau

Untuk pertama kalinya, kemungkinan kepunahan harimau Jawa mulai dibahas pada pertengahan abad kedua puluh. Kemudian populasi berjumlah sekitar 25 orang. Semua tindakan diambil untuk menyelamatkan subspesies dari kepunahan, sebuah cadangan didirikan untuk melindungi populasi, di mana setiap individu diperhitungkan. Penghancuran populasi harimau Jawa disebabkan oleh pemusnahan aktif pemangsa dan pelanggaran habitat alami. Sebagian besar individu tinggal di cagar dan cagar alam yang dibuat khusus di pulau Jawa. Tetapi bahkan langkah-langkah ini tidak menyelamatkan subspesies ini dari kepunahan.

Harimau Jawa memiliki warna yang mirip dengan harimau Sumatra. Namun, ada perbedaan: individu yang punah memiliki warna yang relatif gelap dan susunan garis-garis hitam yang lebih jarang. Area warna gelap pada kaki lebar sangat sering memiliki loop ganda melengkung yang indah. Pria dewasa secara signifikan lebih besar daripada wanita. Harimau Jawa sangat tertarik pada pemburu liar. Penampilan kulitnya sangat cantik.

Image

Habitat hewan

Hewan hidup terutama di daerah tropis. Mereka memburu antelop, banteng, berbagai burung. Gaya hidup subspesies ini tidak berbeda dengan perilaku umum harimau.

Harimau jantan betina membawa keturunan sebanyak dua sampai tiga anak kucing. Berat masing-masing anak harimau mencapai satu setengah kilogram. Sudah satu setengah sampai dua tahun, individu dapat dikawinkan, sejak masa pubertas dimulai. Betina menetas anaknya sedikit lebih dari seratus hari. Usia harapan hidup berkisar antara sepuluh hingga lima belas tahun.

Latar Belakang Kepunahan

Harimau Jawa sangat sering menyerang ternak, karena ini adalah mangsa yang paling mudah. Peternak sapi, melindungi hewan peliharaan mereka, secara aktif diburu untuk predator yang relatif kecil. Ini adalah salah satu alasan kepunahan subspesies hewan liar yang indah.

Para petani di tempat-tempat itu selalu menyimpan pistol di rumah. Banyak kucing bergaris jatuh karena malas berburu. Harimau Jawa, yang penampilannya digambarkan di atas, tidak selalu takut pada manusia. Itu sebabnya pemburu bisa menyelinap dekat dengan predator.

Image

Apakah populasi harimau pulih?

Bagian timur pulau Jawa ditutupi dengan hutan tropis lebat. Lebih dari sepertiga dari semua hutan tidak tersentuh oleh manusia. Mereka tidak bisa dilewati, dan karena itu sedikit dipelajari. Informasi secara berkala muncul bahwa di hutan-hutan itulah para saksi mata bertemu dengan beberapa individu harimau Jawa. Tetapi tidak ada bukti yang dapat diandalkan disediakan. Para ilmuwan mengatakan dengan keraguan bahwa pesan-pesan ini mungkin salah. Dari kejauhan, macan tutul dapat disalahartikan sebagai harimau Jawa, karena ada kesamaan eksternal yang jauh di antara para perwakilan predator ini.

Tentu saja, penduduk setempat tidak berhenti percaya bahwa harimau Jawa hidup di hutan. Mereka mencoba memberikan foto-foto bukti seperti itu, hanya ada gambar yang kabur di sana. Karena itu, para ilmuwan tidak terburu-buru untuk menghidupkan kembali spesies harimau ini.

Penyebutan pertama bahwa predator masih hidup

Tetapi beberapa fakta tentang serangan predator pada manusia dan hewan peliharaan membuat keraguan pada kepunahan total harimau Jawa.

Image

Bukti pertama yang meletakkan dasar bagi kebangkitan populasi subspesies harimau yang punah tercatat pada tahun 2008. Mayat seorang wanita ditemukan di wilayah Gunung Merbabu, sebuah taman nasional yang berfungsi di Jawa Timur. Dia adalah salah satu dari banyak turis yang mengunjungi pulau itu. Dalam penyelidikan penyebab kematian, fakta serangan oleh hewan predator, mungkin dari keluarga kucing, didirikan. Penduduk desa yang menemukan wanita itu berbicara dengan satu suara bahwa mereka melihat seekor harimau, mirip dengan subspesies yang menghilang, dekat lokasi serangan. Tetapi karena binatang itu terlihat sangat jauh, para ilmuwan tidak menerima pernyataan ini sebagai fakta dokumenter.

Bukti kedua tentang kebangkitan populasi harimau tercatat pada tahun 2009. Disebutkan adalah bagian timur pulau yang sama, ditutupi oleh hutan yang tidak bisa ditembus. Di sinilah saksi mata dari antara penduduk setempat melihat harimau Jawa betina bersama dengan dua anaknya. Harimau betina yang tenang tidak menunjukkan agresi, dengan tenang berjalan melewati pemukiman pedesaan dan menghilang ke semak-semak hutan. Mungkin saja harimau Jawa belajar bersembunyi dari manusia.